Kumpulan Contoh Soal Tes Buta Warna Tersulit Beserta Jawabannya

Buta warna merupakan salah satu penyakit pada penglihatan. Penderita buta warna berarti tidak dapat melihat sejumlah warna dengan semestinya. Jenis penyakit ini disebabkan adanya kerusakan ataupun kelainan pada sel kerucut dalam retina. Akibatnya, mata tidak mampu menangkap spektrum cahaya warna tertentu dari cahaya yang dipantulkan.

 

Penyebab Utama Buta Warna

Dalam kasus seperti ini, buta warna sendiri disebabkan oleh faktor keturunan atau warisan genetik dari orang tua yang pernah merasakannya. Kelainan ini sering juga disebut dengan sex linked. Kondisi ini disebabkan karena kelainan yang dibawa oleh kromosom X pada perempuan, sedangkan kromosom Y tidak membawa gen buta warna.

Akan tetapi selain disebabkan oleh faktor keturunan, terkadang buta warna juga dapat disebabkan karena faktor penuaan pada usia lanjut, penyakit katarak, maupun kecelakaan yang mengakibatkan kerusakan saraf optik. Menurut medis, peluang terjadinya buta warna pada anak laki-laki jauh lebih besar jika dibandingkan dengan anak perempuan.

Penderita penyakit buta warna hanya dapat melihat dari beberapa gradasi warna saja, melainkan sebagian besar orang normal dapat melihat ribuan warna. Terkadang, sebagian penderita buta warna akan kesulitan untuk membedakan mana warna merah dan warna hijau, akan tetapi dapat membedakan warna kuning dan biru dengan sangat mudah.


Jenis-Jenis Buta Warna

Buta warna terbagi menjadi beberapa jenis, yaitu buta warna total dan juga buta warna sebagian atau parsial. Pada buta warna total, seseorang tidak dapat melihat warna sama sekali. Warna yang terlihat hanyalah hitam dan putih saja.

Sedangkan pada buta warna parsial atau sebagian, seseorang hanya kesulitan untuk membedakan warna-warna tertentu saja. Biasanya, seseorang akan kesulitan membedakan warna merah, biru, hijau, ataupun campuran dari berbagai warna.

Selain buta warna total dan buta warna sebagian, terdiri dari beberapa jenis yaitu trikromasi, dikromasi, dan monokromasi. Untuk lebih jelasnya, ketiga jenis ini akan kami bahas satu per satu secara detail.

 

Trikromasi

Trikomasi merupakan suatu kelainan pada penglihatan yang menyebabkan perubahan tingkat sensitivitas warna dari satu sel kerucut pada retina ataupun lebih. Buta warna jenis ini seringkali dialami oleh beberapa orang.

Trikromasi terbagi menjadi tiga kategori turunan, diantaranya:

  • Protanomali, merupakan suatu kelainan pada penglihatan dengan ciri-ciri kesulitan membedakan warna merah akibat tidak adanya sel kerucut berwarna merah.
  • Deuteromali, merupakan kelainan pada mata yang menyebabkan penderitanya kesulitan membedakan warna hijau.
  • Trinomali, merupakan kondisi dimana penderitanya akan kesulitan membedakan warna biru disebabkan sel kerucut berwarna biru yang tidak ditemukan.

 

Dikromasi

Dikromasi merupakan suatu kondisi ketika salah satu dari ketiga sel kerucut tidak ditemukan. Buta warna jenis ini juga memiliki tiga kategori turunan, diantaranya sebagai berikut:

  • Protanopia, merupakan suatu kondisi dimana sel kerucut warna merah tidak dapat ditemukan sehingga tingkat kecerahan warna merah ataupun perpaduannya kurang jelas.
  • Deuteranopia, retina mata pada penderita buta warna ini tidak memiliki sel kerucut yang peka terhadap warna hijau.
  • Tritanopia, sel kerucut warna biru pada penderita buta warna jenis ini tidak dapat ditemukan.


Monokromasi

Monokromasi kerap kali dianggap sebagai buta warna oleh kebanyakan orang. Kondisi penderita buta warna jenis ini memiliki retina mata yang mengalami kerusakan total.

Akibatnya, penderita akan kesulitan dalam merespon berbagai warna. Warna-warna yang mampu diterimanya hanyalah hitam dan putih saja.

 

Tes Buta Warna Tersulit

Untuk mengetahui apakah seseorang terkena buta warna ataupun tidak, maka diperlukan sebuah tes buta warna. Tes buta warna bisa dilakukan untuk mendeteksi berbagai jenis buta warna, baik buta warna parsial maupun buta warna total.

Tes buta warna biasanya dibutuhkan pada saat anda hendak melamar pekerjaan maupun hendak mendaftar ke sebuah perguruan tinggi. Pada dasarnya, tes buta warna ini dilakukan bermaksud untuk mengetahui kemampuan seseorang dalam membedakan warna-warna tertentu pada saat menjalankan tugasnya nanti.

Salah satu jenis tes buta warna yang sering kali digunakan yaitu dengan kartu ishihara. Kartu ini dilengkapi dengan titik-titik berwarna yang akan membentuk suatu pola. Titik-tik tersebut akan membentuk angka, simbol, maupun alur. Kartu-kartu yang akan ditunjukkan nantinya memiliki warna-warna yang berbeda.

Proses melakukan tes buta warna dengan menggunakan kartu ishihara dapat dilakukan dalam posisi duduk pada sebuah ruangan dengan pencahayaan normal. Kemudian, dokter akan meminta Anda menutup sebuah mata dan menempatkan kartu ishihara di depan Anda sejauh 35 cm.

Anda akan diminta untuk membaca angka atau simbol yang ada di dalam kartu. Tak hanya berhenti sampai disitu, anda juga kemungkinan akan diminta mengikuti alur tertentu dari sebuah kartu ishihara menggunakan jari tangan Anda.

Disitu, anda juga akan mengukur tingkat buta warna yang Anda alami, apakah sebagian atau seluruhnya.

Tes buta warna jenis ini akan dilakukan pada kedua mata secara bergantian. Selain itu, tes penentuan intensitas warna juga akan dilakukan dengan membandingkan penglihatan antara mata yang satu dengan yang lainnya.

Namun sangat disayangkan, tes jenis ini hanya dapat mendiagnosis kondisi buta warna merah atau hijau saja. Sedangkan untuk mendiagnosis buta warna biru maupun kuning, Anda memerlukan jenis tes lain.

Selain menggunakan kartu ishihara, tes buta warna tersulit lainnya juga dapat dilakukan dengan tes penyusunan. Tes ini dilakukan dengan cara menyusun suatu objek dengan berbagai warna hingga membentuk suatu gradasi warna. Selain itu, penderita juga akan diminta untuk menyusun benda sesuai dengan gradasi warna yang Ia lihat.

 

Cara Mengatasi Buta Warna

Jika anda ingin memastikan apakah anda mengalami buta warna atau tidak, alangkah lebih baik untuk segera melakukan tes buta warna. Tes yang dilakukan oleh dokter spesialis mata ini akan berlangsung dengan cepat dan tidak memerlukan waktu yang lama.

Apabila anda terbukti mengidap buta warna, anda tidak perlu berkecil hati. Pemeriksaan ini semata-mata hanya ingin mengutamakan keselamatan anda saat bekerja. Tetaplah semangat, karena masih banyak jenis pekerjaan yang tidak membutuhkan persyaratan ini.

Hingga saat ini, obat khusus yang dapat menyembuhkan buta warna belum juga ditemukan. Namun, kebanyakan penderita buta warna mampu belajar beradaptasi dan menemukan alternatif lain dalam mengatasi perbedaan warna tersebut.

 

Penyebab Utama Buta Warna

Secara umum, buta warna disebabkan karena warisan genetik dari orang tua yang mengalaminya. Namun, terkadang buta warna juga bisa disebabkan oleh berbagai faktor selain dari keturunan, seperti:

  • Adanya cedera fisik atau paparan zat kimia
  • Adanya kerusakan pada saraf optik
  • Adanya kerusakan fungsi bagian otak  yang memproses informasi warna
  • Mengalami katarak
  • Proses penuaan pada usia lanjut
  • Buta warna juga bisa disebabkan oleh suatu penyakit, seperti diabetes, glaukoma, atau multiple sclerosis.

 

Memahami Beragam Jenis Tes Buta Warna

Selain untuk menangani masalah pada penglihatan, tes buta warna juga penting digunakan untuk menyaring pelamar pekerjaan di bidang yang mementingkan kemampuan persepsi warna, seperti profesi kedokteran, militer, teknik, atau elektronik, hingga penegak hukum.

Beberapa tes buta warna yang dapat dilakukan untuk mendiagnosis kelainan pada penglihatan, diantaranya:


Tes Ishihara

Ishihara merupakan tes yang paling umum digunakan untuk membuktikan apakah seseorang mengidap buta warna atau tidak. Namun, sangat disayangkan tes ini hanya bisa mendeteksi buta warna merah-hijau. Tes buta warna Ishihara menggunakan lingkaran yang terdiri dari banyak titik dengan warna dan ukuran berbeda. Beberapa titik akan membentuk pola tertentu.


Tes warna Cambridge

Cambridge merupakan tes buta warna yang nyaris sama seperti tes Ishihara. Bedanya, pasien menggunakan layar komputer. Mereka diminta untuk mengenali huruf “C” yang warnanya berbeda dengan warna di sekelilingnya.


Tes Penyusunan

Dengan tes penyusunan ini, pasien diminta untuk menyusun sebuah objek berdasarkan gradasi warna yang sedikit. Misalnya, pasien diminta untuk menyusun balok dari gradasi warna biru tua-biru-biru muda.


Tes Anomaloscope

Untuk melangsungkan tes buta warna anomaloscope ini dibutuhkan alat yang mirip dengan mikroskop. Melalui lensa alat tersebut, pasien diminta untuk melihat lingkaran yang dibagi menjadi dua warna, setengah kuning terang, sebagiannya lagi merah dan hijau. Pasien diminta menekan tombol pada alat ini sampai seluruh warna dalam lingkaran tersebut berubah menjadi sama. Persis seperti tes Ishihara, anomaloscope hanya dapat mendiagnosa buta warna merah-hijau.


Tes Farnsworth-Munsell

Tes Farnsworth-Munsell menggunakan banyak lingkaran dengan berbagai gradasi dari warna yang sama, serupa dengan tes penyusunan. Tes ini dilakukan untuk memeriksa apakah pasien dapat membedakan perubahan warna yang sangat tipis.

 

Jika anda merasa memiliki masalah dalam penglihatan atau mengenali warna, disarankan segera konsultasi ke dokter spesialis mata  untuk melakukan tes buta warna. Meski terdapat keterbatasan, namun jangan khawatir, umumnya penderita buta warna masih bisa melakukan berbagai aktivitas dengan normal. Sebagian kegiatan yang melibatkan persepsi warna juga dapat dijalani dengan penyesuaian khusus.

 

Kumpulan Contoh Gambar Tes Buta Warna

 

 

 

 

 

Tinggalkan komentar